Foto : UGM
Untuk mewujudkan hal tersebut, UGM mendapuk Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Kemenristek) sebagai mitra. Saat ini, sudah terpasang 35 unit turbin angin dengan tinggi rata-rata 18 meter.
Sejumlah 26 turbin angin berkapasitas satu kilowatt (kw), enam turbin angin berkapasitas 2,5 kw, dua turbin angin berkapasitas 10 kw, dan satu turbin angin dengan kapasitas 50 kw. Ditambah 175 unit sel surya dengan kapasitas 17,5 kw.
Salah satu anggota peneliti, Rahmawan Budiarto mengatakan, pemanfaatan teknologi ini dalam rangka mewujudkan pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan, yakni dengan memanfaatkan potensi sumber daya angin darat dan angin laut di Pantai Pandansimo.
"Kecepatan angin di Pandansimo termasuk rendah dengan rata-rata 3-4 meter per detik. Dikombinasikan dengan intensitas sinar matahari yang besar dan tetap dapat menghasilkan 130 kw per harinya," kata Rahmawan seperti disitat dari situs UGM, Sabtu (24/9/2011).
Instalasi turbin dan sel surya yang sudah terpasang sejak akhir tahun lalu tersebut, lanjutnya Rahmawan, dimanfaatkan langsung oleh masyarakat di sekitar pantai. Di antaranya untuk menjalankan mesin es untuk produksi es balok.
"Sementara ini, pemanfaatan energi listrik hibrid ini sepenuhnya untuk membantu pengembangan ekonomi masyarakat nelayan dan petani sekitar," ujarnya.
Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM ini menyatakan, saat ini pihaknya juga tengah meneliti dan mengembangkan bengkel produksi turbin kincir angin yang sesuai dengan kondisi kekuatan angin di lokasi berbagai daerah. "Ke depan, kami harapkan semuanya bisa dibuat oleh masyarakat lokal," tuturnya.